#IndonesiaTanpaJIL

BlogTag

BlogTag
Verba volant, scripta manent - Words fly, written stays

Sunday, November 14, 2010

Garing; Sebuah Kajian Singkat

Beberapa org memang terlahir garing. Beberapa org memang sangat berbakat untuk menjadi garing. Beberapa yg lain seperti terlihat bangga dengan kegaringannya, bahkan terlihat sekali seperti tidak ingin kehilangan reputasi garing, bahkan berusaha mati-matian mempertahankan kegaringan itu.

Garing mungkin didapat dari faktor lingkungan. Mungkin pergaulan. Mungkin juga faktor keturunan. Yg pasti, sangat berat untuk tertawa pada saat kegaringan itu muncul dari seseorang dengan reputasi garing yg menahun.

Garing bisa menular! Seseorang yg hidupnya selalu dekat dengan org garing cenderung akan bersifat garing juga. Sensitivitas kelucuan akan berubah secara berangsur-angsur menuju kegaringan yg tiada tara. Ini merupakan ancaman terhadap humor & kelucuan di lingkungan kita. Sebaiknya kita mencegah ancaman dari orang-orang yg ingin memasyarakatkan kegaringan & menggaringkan masyarakat.

Garing itu pencemaran gairah. Garing mengotori mood. Garing juga mengubah cuaca & suasana hati kita. Di saat kita berdiskusi & bercanda dengan riang, lalu kemudian datang seseorang yg membawa kegaringannya, maka kegaduhan akan berangsur berubah menjadi kerlingan mata, menjadi bibir yg monyong, bahkan gerutu. Tertawa akan berubah menjadi meringis, senyum akan berubah menjadi tertahan. Atmosfer humor akan berubah mendung. Bahkan kadang semua org berusaha untuk berlari dari lokasi jatuhnya kegaringan seraya berdoa agar tidak timbul kegaringan lain di tempat yg baru.

Kegaringan lahir dari pergaulan. Kegaringan lahir dari cara pandang & wawasan. Kegaringan lahir melalui proses. Semakin kegaringan ditolerir, maka kegaringan akan selalu muncul. Oknum yg garing akan selalu merasa lucu, apabila dibiarkan & diperlakukan seperti kita memperlakukan hal yg lucu. Semakin ditolerir, kegaringan akan menjadi kronis, lama-lama akan sangat mengganggu. Karenanya, kita harus memperlakukan org yg berlaku garing seperti apa adanya. Siapa yg mau menjadi korban kegaringan? Korban kegaringan akan tersiksa dalam hati. Korban kegaringan cenderung berbohong dengan berpura-pura tertawa. Korban kegaringan bisa tersenyum kecut, bisa tersenyum sinis & juga bisa tersenyum lebar, walaupun terlihat seperti org yg menahan sakit perut. Korban kegaringan patut dikasihani.


Sebenarnya, para pelaku & pembawa kegaringan patut kita hargai usahanya untuk menghidupkan suasana. Namun sayang, tujuan mulia tersebut gagal dinikmati oleh lingkungan akibat perbedaan level sense of humor. Malah akhirnya terkadang situasi yg pada awalnya ceria, bisa berubah menjadi seperti mengheningkan cipta.

Yg paling parah adalah kegaringan yg agen pembawanya adalah org yg patut kita hormati. Misalnya atasan kita, Pak RT, mertua, ustadz dll. Rasanya jiwa humor kita tercabik-cabik. Rasanya kita ingin hari cepat-cepat berganti malam agar kita cepat tertidur & terlepas dari belenggu kegaringan itu.

Mudah-mudahan kita selalu terhindar dari kegaringan-kegaringan dunia. Mari kita berusaha untuk meningkatkan level humor, mengasah bakat lucu & gemar menonton lawakan yg berkualitas di atas kegaringan rata-rata.
Akhir kata, saya tidak yakin anda membaca kajian tentang kegaringan (yg sangat garing ini) hingga sampai pada kalimat berikutnya. Terimakasih telah iseng membaca tulisan garing ini.


ADG
Blog:
http://8200psig.blogspot.com/
Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment